Kejujuran yang Kian Mahal

Muhammad Amin
3 min readJul 11, 2024

--

Nyari Tantangan Kejujuran yang Kian Mahal dengan background integritas dibuat di Canva
Kejujuran yang Kian Mahal Designed at Canva

Kali ini #NyariTantangan hari kelima memberi tema Utopia & Distopia. Kita diminta memilih satu nilai intrinsik dalam diri kemudian membayangkan bagaimana bila nilai tersebut dijunjung tinggi (utopia) atau sebaliknya, nilai tersebut diabaikan sama sekali (distopia).

Aku pribadi memilih nilai kejujuran dan integritas yang berkorelasi dengan tanggung jawab. Mengapa memilihnya? Sebab pada era yang kian canggih ini, begitu mudah memanipulasi banyak hal. Memoles wajah dengan make up tebal, memoles keburukan dengan balutan pakaian syar’i. Itu semua sungguh miris.

Kuawali dengan cerita pada suatu instansi, beberapa orang berlomba untuk menunjukkan prestasinya pada masing-masing bidang. Mulai sekretaris, bendahara, sampai bidang bahasa, keamanan, kerumahtanggaan, sampai kesehatan. Kesemuanya berusaha optimal agar setidaknya tidak dipecat dari instansi ini. Mereka merencanakan segalanya dengan sempurna, mulai dari program sampai anggaran dana supaya semuanya transparan.

Namun, seiring berjalannya waktu, mulai tampak beberapa bagian melempem. Mulai bagian bahasa yang mulai enggan mengaktifkan hari berbahasa asing. Bagian olahraga juga malas mengajak santri untuk berolahraga. Pun bagian kerumahtanggaan mulai menolak bila diberi tugas dan sering pergi entah ke mana ketika dibutuhkan.

Ternyata bagian kerumahtangaan sedang ada masalah personal. Akhir tahun lalu, ia harus menikah dengan salah satu pengurus di instansi tersebut. Menikahnya tidak ada masalah, tetapi ia mulai bimbang perihal kariernya di instansi tersebut. Aturan di instansi menyebutkan bila seorang karyawan menikah, maka konsekuensinya adalah harus mengundurkan diri.

Maka, dengan menanggung segala konsekuensinya, ia pun mengundurkan diri pada tahun berikutnya. Ia sendiri masih belum punya pekerjaan tetap apa yang akan menghidupi keluarga kecilnya setelah mengundurkan diri dari instansi tersebut. Beruntung, istrinya punya usaha sampingan yang cukup menghidupi keluarga kecil tersebut.

Sekarang, mari kita berangan-angan bagaimana bila di masa depan nilai kejujuran dan integritas dijunjung tinggi oleh semua orang. Kukira tak akan ada yang namanya koruptor. Kalaupun ada, ia akan dengan jujur dan terbuka mengakuinya di depan publik, segera mengundurkan diri dari jabatan, dan siap menerima segala konsekuensinya seperti semua harta bendanya disita oleh negara.

Pada bagian yang lain, bila kejujuran ditegakkan, para hakim akan semakin bijaksana dalam mengambil keputusan dalam sidang-sidangnya. Ia tak lagi dibayang-bayangi oleh sogokan-sogokan dari berbagai pihak, terlebih yang berkuasa untuk memuluskan niat buruknya.

Para guru, dosen, dan pengajar akan dengan senang hati mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan dengan mudah menyebutkan contohnya sebab di sekitarnya berkeliaran teladan-teladan kejujuran itu. Lebih jauh, barangkali tak perlu lagi diadakan acara pemilihan duta integritas dan semacamnya sebab kejujuran telah menjadi gaya hidup masyarakat.

Seorang suami tak akan lagi berani selingkuh di belakang istrinya. Seorang istri tak akan lagi berani sembunyi-sembunyi mengecek gawai suaminya sebab curiga. Seorang anak akan dengan leluasa bercerita kepada orang tuanya apa yang dirasakan selama ini. Orang tua pun dengan sadar mau mendengar keluh kesah anaknya dan mengakui kesalahan bila ada kekeliruan dalam kepangasuhan. Kepercayaan telah tumbuh dan mengakar dalam diri.

Orang-orang miskin akan semakin sejahtera sebab uang negara yang tadinya dikorupsi bisa diubah menjadi sarana kesehatan, sarana pendidikan dan budaya gratis yang bisa dinikmati semua kalangan. Taraf hidup meningkat, dan sekiranya ada survei taraf kebahagiaan warga, saya yakin persentasenya akan meningkat jauh lebih tinggi dari sebelumnya.

Pada tingkatan negara, masyarakat akan mendukung segala program pemerintah, kalaupun tidak setuju, ada banyak saluran-saluran yang bisa digunakan untuk menyuarakannya, baik melalui media massa ataupun elektronik. Media juga menjalankan peran jurnalistiknya dengan sangat baik, tak perlu lagi dikekang Undang-Undang ITE, menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, dan tak tergiur memberitakan hal-hal yang baik yang pada kenyataannya buruk.

Pada akhirnya, impian-impian itu bisa diwujudkan bila ada kemauan dan usaha ekstra untuk mewujudkannya. Terlepas dari apakah nanti kita akan mengalaminya atau tidak, mari kita mulai pupuk dan tanam kejujuran dan integritas dalam diri agar nantinya kita tak hanya dilirik oleh mata dunia, tetapi juga mata malaikat dan Tuhan sehingga semoga mengantarkan kita ke surga-Nya yang abadi.

Tabik

Muhammad Amin (Dosen, Penulis, IT Enthusiast)

#renungan #utopia #kejujuran #integritas #kepercayaan #tanggungjawab #day5 #NyariTantangan #Nyarita #12072024

Tulisan ini dibuat untuk Pekan #NyariTantangan dengan tema harian “Utopia-Distopia”. Yuk #NyariTantangan bersama Nyarita!

--

--

Muhammad Amin

Dosen Bahasa Arab, penerjemah, blogger, pemerhati bahasa Arab dan pendidikan, digital marketer, WordPress User https://www.muhammadamin.my.id